Rabu, 05 Mei 2010

Makalah Sistem Koloid

A. Sistem Koloid
1. Pengertian Koloid

Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi. Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid.
Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari.
Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid. Karena sistem koloid sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari, kita harus mempelajarinya lebih mendalam agar kita dapat menggunakannya dengan benar dan dapat bermanfaat untuk diri kita.

 Tabel perbandingan sifat larutan sejati, koloid, dan suspensi


Larutan Sejati(Dispersi molekuler): Diameter partikel <10-7 cm,Homogen dan
transparan,Dispersan tidak tampak di bawah
ultra,Tak dapat disaring dan Contoh: air gula,
alkohol dalam air.
Koloid:Diameter partikel:10-7 - 10-5 cm,Dispersan tampak dibawah ultra,Tidak dapat
menembus membran semipermiabel mikroskop,dapat disaring dengan kertas saring
ultra,dan Contoh: susu.
Suspensi: Diameter partikel >10-5 cm,Campuran heterogen,Jika dibiarkan agak lama,
dispersan akan mengendap, Tidak dapat menembus membran semipermiabel,Dapat
disaring dengan kertas saring ultra.


2. Koloid dalam kehidupan sehari-hari


Berberapa contoh larutan, koloid, dan suspensi
• contoh larutan : larutan gula, garam, spiritus, alkohol 70%, larutan cuka,
air laut,udara yang bersih
• contoh koloid : buih, susu, santan, selai, jeli, mentega, mayonaise, cat
• contoh suspensi : air sungai yang keruh, campuran air-pasir
• Fakta : air sungai = setelah disaring masih mengandung zat terlarut dan
partikel koloid

3. Jenis-jenis koloid

•Penggolongan koloid didasarkan atas fase terdispersi dan medium pendispersinya
•Untuk fase terdispersi padat : sol (sol padat, sol cair, sol gas). Pengertian
secara umum : sol padat = sol, sol gas = aerosol
•Untuk fase terdispersi cair : emulsi (emulsi padat, emulsi cair, emulsi gas).
Pengertian secara umum : emulsi cair = emulsi, emulsi
gas = aerosol cair / aerosol
•Untuk fase terdispersi gas : buih (buih padat dan buih cari). Buih gas (tidak ada)
= larutan, bukan koloid
4. Jenis-jenis koloid

Fase Terdipersi Medium Pendispersi Jenis
(Nama Koloid) Contoh
Padat
Cair
Gas
Padat Sol padat
Emulsi padat
Busa padat Mutiara, kaca warna
Keju, mentega
Batu apung, kerupuk
Padat
Cair
Gas
Cair Sol, gel
Emulasi
Busa Pati dalam air, cat, jeli
Susu, mayones, santan
Krim, pasta
Padat
Cair
Gas Aerosol padat
Aerosol cair Debu, asap
Awan, kabut

• Koloid yang setengah kaku, antara padat dan cair disebut gel
• Dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorbsi medium pendispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat
• Contoh : agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, gel silika

4. Penggunaan koloid

• Koloid merupakan satu-satunya cara untuk menyajikan suatu campuran dari zat-zat yang tidak saling melarutkan secara “homogen” dan stabil
• Contoh pemanfaatan sifat ini : cat yang terdiri dari zat warna (pigmen) tak larut dalam air / medium cat, dengan koloid didapat campuran yang “homoge” dan stabil
• Contoh lain : industri kosmetik, farmasi, makanan, tektil, sabun/detergen



B. Sifat – Sifat Koloid
1. Efek Tyndal

• Merupakan efek penghamburan cahaya, sehingga nampak adanya berkas cahaya bila cahaya dilewatkan ke dalamnya
• Contoh : sorot lampu mobil, lampu proyektor bila ada yang merokok, berkas sinar matahari melalui celah dedaunan

2. Gerak Brown
• Adalah gerak zig-zag dan terus menerus dari partikel koloid
• Ditemukan pertama kali oleh Robert Brown (ahli biologi dari Inggris)
• Terjadi akibat tumbukan antara partikel-partikel medium dengan partikel koloid.

3. Elektroforesis
• Merupakan gerakan partikel koloid akibat pengaruh medan listrik, yang menunjukkan bahwa partikel koloid bermuatan listrik
• Partikel koloid bermuatan negatif akan bergerak ke arah anoda (elektrode positif)
• Sebaliknya, partikel koloid bermuatan positif akan bergerak ke arah katode (elektrode negatif)

4. Adsorbsi
• Adalah kemampuan partikel koloid untuk menyerap ion / partikel lain pada permukaannya
• Adsorbsi ion menyebabkan partikel koloid bermuatan listrik





a. Sol Fe(OH)3, bermuatan positif akibat adsorbsi ion-ion positif (ion-ion Fe3+)
b. Sol As2S3, bermuatan negatif akibat adsorbsi ion-ion negatif (ion-ion S-)



5. Koloid pelindung

• Merupakan koloid yang dapat berfungsi sebagai pelindung bagi koloid lain
• Koloid liofil bersifat lebih stabil daripada koloid liofob, sehingga koloid liofil berfungsi sebagai koloid pelindung
• Contoh gelatin pada es krim untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula

5. Dialisis
• Merupakan cara pemisahan partikel-partikel koloid dari ion-ion atau molekul sederhana menggunakan selaput semipermeabel (contoh : kertas selofan, usus kambing)
• Mesin dialisis dapat digunakan untuk alat cuci darah

7. Koloid liofil dan liofob

• Dibedakan berdasarkan afinitas (daya tarik-menarik) antara fasa terdispersi dan medium pendispersinya
• Pada koloid liofil, fasa terdispersi mempunyai kecenderungan untuk menarik medium pendispersinya
• Pada koloid liofil, fasa terdispersi mempunyai kecenderungan kecil untuk menarik (atau bahkan menolak) medium pendispersinya










Perbedaan sifat-sifat sol liofil dan sol liofob:



8. Koagulasi
• Merupakan peristiwa peristiwa peng-gumpalan akibat bergabungnya partikel-partikel koloid membentuk partikel yang lebih besar
• Dapat terjadi jika muatan partikel koloid dilucuti atau penambahan suatu elektrolit, sehingga muatannya ternetralkan yang berakibat hilangnya kestabilan koloid
• Hilangnya kestabilan koloid berbuntut pada terjadinya koagulasi (pengendapan)

















C. Pembuatan Koloid

Cara Dispersi Cara Kondensasi
Mengubah partikel besar menjadi kecil Mengubah partikerl larutan menjadi partikel koloid
1. Secara Mekanik 1. Secara Kimia
• Hidrolisis FeCl3(aq) + 3 H2O(l) à Fe(OH)3 (koloid) + 3 HCl(aq)
• Redoks 2 H2S(g) + SO2(aq) à 2 H2O(l) + 3 S (koloid)
• Agregasi Ionik 2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq) à As2S3(koloid) + 6 H2O(l)

2. Peptisasi (penambahan ion sejenis), pembentukan sol Al(OH)3 2. Mencampurkan dua jenis larutan
3. Proses Bredig: Pembuatan sol logam dengan loncatan bunga listrik

D. Pengelompokan Sistem Koloid

No Fase Terdispersi Medium Pendispersi Nama Contoh
1 Cair Gas Aerosol Cair Kabut
2 Padat Gas Aerrosol Padat asap, debu
3 Gas Cair Buih Busa sabun
4 Cair Cair Emulsi Susu,santan
5 Padat Cair Sol=suspensi Cat, larutan kanji
6 Gas Padat Busa padat Batu apung, karet busa
7 Cair Padat Emulsi padat Keju, mentega, mutiara
8 Padat Padat Sol padat Paduan logam, permata

E. Pemisahan Koloid

1) Elektroforensis: pemisahan koloid bermuatan oleh pengaruh medan listrik.
Contoh: emisahan protein, penangkapan debu pada cerobong
asap, penentuan muatan koloid.
2) Penyaringan Ultra: memisahankan koloid melewati membran, berdasar perbadaan tekanan osmosis.
3) Dialisis: memisahkan koloid melewati membran berdasar perbedaan laju transpor partikel.






F. Macam – Macam Koloid
1. Aerosol: Suatu sistem koloid jika padat atau cair terdispersi dalam gas.
Contoh: debu, kabut dan awan
2. Sol: Suatu sistem koloid jika partikel padat terdipersi dalam zat cair
3. Emulsi: Suatu sistem koloid jika partikel cair terdispersi dalam zat cair
4. Emulgator: Zat yang dapat menstabillkan emulsi
• Sabun adalah emulgator campuran air dan minyak.
• Kasein adalah emulgator lemak dalam air.
5. Gel: Adalah koloid liofil setengah kaku.
Gel terjadi jika medium pendispersi di absorbsi oleh partikel koloid sehingga terjadi koloid
yang agak padat. Larutan sabun dalam air yang pekat dan panas dapat berupa cairan tapi
jika dingin membentuk gel kaku. Jika dipanaskan cair lagi.


Daftar Pustaka

• Purba, Michael.2010.Kimia Untuk SMA Kelas XI . Jakarta: ERLANGGA